Essay ini dibuat pada tanggal 30/04/2021 dan merupakan hasil impresi penulis setelah membaca ayat tersebut
Pendahuluan
Manusia merupakan makhluk paling sempurna yang telah
Allah ciptakan. Hal ini secara gamblang Allah firmankan dalam surah at-tin ayat
4 bahwa Allah menciptakan manusia dengan bentuk yang terbaik. Manusia dibekali
akal yang merupakan keunggulan dibandingkan makhluk yang lainnya. Dengan akal
inilah, manusia mulai berpikir dan mencari tahu tentang segala sesuatu yang
ada, sehingga menghasilkan pemikiran-pemikiran yang nantinya akan dikembangkan
menjadi sebuah ilmu pengetahuan.
Sebagai seorang muslim, kita meyakini bahwa sumber
pengetahuan tidak hanya berasal dari akal, indra maupun pengalaman hidup yang
kita alami, namun juga berasal dari Allah, yang Allah turunkan melalui
firman-Nya dalam Al-Qur’an serta melalui risalah yang dibawa oleh para nabi dan
rasul-Nya. Bahkan, kita meyakini bahwa sumber utama pengetahuan berasal dari
Allah karena sesungguhnya seluruh yang ada di langit dan di bumi berada di
bawah kekuasaan-Nya, termasuk akal yang digunakan untuk berpikir hakikatnya adalah
titipan dari Allah.
Makna Iqra’
Ketika Allah pertama kali menurunkan wahyu-Nya kepada
Nabi Muhammad melalui malaikat jibril, hal pertama yang diperintahkan adalah
“Iqra” atau “Bacalah”. Nabi muhammad yang merupakan seorang ummi atau
orang yang tidak bisa membaca maupun menulis mengatakan, “Maa ana bi qori”
atau yang artinya saya tidak dapat membaca. Hal ini pun diulang oleh malaikat
Jibril 3 kali hingga akhirnya Nabi mau mengikuti sampai akhir wahyu yakni surat
al-alaq (96): Ayat 1-5 yang berbunyi:
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (1)
خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (3) الَّذِي
عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (5)
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan
Tuhanmulah Yang Mahamulia, Yang mengajar (manusia) dengan pena, Dia mengajarkan
manusia apa yang tidak diketahuinya,” dengan dituntun malaikat jibril.
Sebenarnya, mengapa wahyu yang pertama kali turun merupakan perintah untuk
membaca?
Ketika itu, masyarakat arab sedang berada di zaman
jahiliyah atau zaman kebodohan. Mereka percaya bahwa patung ciptaannya sendiri
merupakan tuhan yang patut disembah. Selain itu, terjadi banyak penyimpangan
yang mengakibatkan mereka terjerumus kedalam kesesatan disebabkan
ketidakmampuan mereka dalam menggunakan akalnya secara maksimal.
Al-qur’an datang untuk meluruskan hal tersebut. Iqra’,
yang merupakan bentuk perintah dari asal kata qara’a (membaca, menela’ah,
mempelajari). Iqra' memiliki arti perintah Allah kepada manusia untuk membaca,
mengamati, dan berpikir tentang segala sesuatu yang ada di alam semesta. Serta bismi
robbikalladzi kholaq, menegaskan bahwa kegiatan membaca dan berpikir yang
dilakukan harus berlandaskan iman, yakni dengan menyebut nama Tuhanmu Yang
Menciptakan. Ayat 1 dengan sempurna menyanggah keyakinan masyarakat saat itu
dan berhasil menanamkan dasar dari ilmu pengetahuan, yakni dengan membaca.
Makna Iqra tidak hanya sekadar perintah untuk membaca,
melainkan terkandung di dalamnya perintah untuk memperhatikan dan mengembangkan
ilmu pengetahuan. Melalui perintah iqra, manusia dituntun untuk membaca,
mengamati, dan menyelidiki tentang fenomena yang ada di kehidupannya, mulai
dari fenomena alam maupun apa yang ada didalam dirinya sendiri (Mujilan et al., 2004). Dengan proses inilah, manusia akan menemukan
pemikiran baru dan mampu merumuskan teori-teori yang kemudian menghasilkan
produk berupa ilmu pengetahuan. Allah memerintahkan manusia untuk terus
meningkatkan kemampuannya, sehingga pencarian ilmu menjadi kewajiban bagi
setiap muslim, seperti yang terdapat dalam hadits:
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِم
Yang artinya, “menuntut ilmu itu wajib bagi setiap
muslim” (hadits shohih li ghoirihi, diriwayatkan oleh Ibnu Majah (nomor 224),
dari jalur Anas bin Malik rodhiyallahu’anhu).
Peran Perintah Iqra sebagai Gerbang Peradaban Islam
Peradaban atau dalam bahasa inggris disebut dengan civilization,
berakar dari bahasa latin civities yang artinya kota atau civis
yakni penduduk kota. Dalam bahasa arab, peradaban disebut sebagai hadharah. Hadharah
memiliki defisini sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan
manusia, meliputi sistem ekonomi, pemikiran, sosial, dan lainnya (Mahasnah, 2016). Pada peradaban, terdapat sistem-sistem yang saling
berhubungan untuk mengatur kehidupan manusia di dalamnya. Ilmu pengetahuan
menjadi salah satu unsur penting dalam peradaban, karena tanpa adanya pemikiran
maka tidak akan ditemukan inovasi baru yang mampu menunjang hidup.
Sebagai seorang muslim, dalam membangun peradaban
tentu perlu berdasar dari al-qur’an dan sunnah. Dalam hal ini, perintah Iqra melalui
firman-Nya berperan sebagai landasan dan langkah awal dalam mengembangkan suatu
peradaban. Disebut landasan karena seorang muslim, dalam mengembangkan sebuah
ilmu pengetahuan harus berlandaskan iman. Kemudian, disebut langkah awal karena
dengan membaca dan mengkaji, maka akan terbuka gerbang menuju ide-ide baru yang
mampu meningkatkan produktivitas masyarakat.
Ilmu pengetahuan berlandaskan iman memiliki arti bahwa
pengembangan harus diniatkan untuk meraih ridho Allah. Selain itu, hendaknya
perkembangan ilmu pengetahuan sesuai dengan nilai-nilai dalam islam serta bertujuan
demi kebermanfaatan dan kemaslahatan umat, karena sesungguhnya sebaik-baik
manusia adalah yang bermanfaat bagi sesama. Hal ini pun sesuai dengan hadits:
خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ
yang memiliki arti,
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia”. (Hadits
riwayat Ahmad, at-Thabrani, dan ad-Daruqutni. Hadits dihasankan al-Albani dalam
Shahihul Jami’ no:3289).
Jika seluruh muslim senantiasa melestarikan landasan
iqra yang berbasis iman, maka akan tercipta sebuah peradaban islam yang tidak
hanya makmur, namun juga membuka jalan menuju peradaban yang maju dan terdepan,
karena perhatiannya yang amat besar terhadap ilmu pengetahuan serta tidak
bertentangan dengan nilai-nilai keislaman yang ada.
Kesimpulan
Makna iqra tidak hanya sekadar perintah untuk membaca.
Lebih dari itu, melalui ayat iqra pada surat al-alaq Allah memerintahkan
manusia untuk selalu memperhatikan dan mengembangkan ilmu pengetahuan melalui
proses membaca, dan mengamati fenomena sekitar. Perintah iqra juga dapat
berperan menjadi landasan ilmu pengetahuan dan gerbang peradaban. Landasan
memiliki arti ilmu pengetahuan yang berlandaskan iman serta sebagai gerbang
peradaban karena mampu membuka jalan menuju inovasi baru yang memajukan peradaban.
Daftar Pustaka
Mahasnah,
M. H. (2016). Sejarah Peradaban Islam. Pustaka Al-Kautsar.
Mujilan,
M, R. N., & Hd, K. (2004). Islam untuk Disiplin Ilmu Teknologi (M.
Marzuki & Zulmaizarna (eds.)). Ditjen Bagais Ditpertais Depag RI.